Berubah! #Power Ranger
Perubahan ke arah lebih baik itu
sulit, tapi bisa!
Ini berawal dari
kebersamaan saya dengan Amy, teman satu dorm saya. Amy ini sama-sama satu
kampus dengan saya di Paramadina, tapi mengambil program studi DKV (Desain
Komunikasi Visual). Minggu kemarin, saya minta Amy untuk mengantar ke Pasar
Senen, untuk bertemu dengan senior di FLP, (ngasihin tugas yang telat, haha).
Perubahan itu
bermula dari sini.
“Amy, nanti kita
berangkat jam satu yah..” aku mengirim sms pada Amy. Padahal kami masih dalam
satu rumah, hanya saja malas kalau harus ke kamarnya.
“Ok” balas Amy
singkat. Dan dari jam 11 sampai jam satu kurang, kami tidak saling
berkomunikasi lagi. Jam satu tepat Amy turun, dan sudah siap. Untung aku sudah siap, padahal biasanya telat.
Kemudian, kami pergi ke Senen. Langkah jalan Amy, setelah aku amati memang cepat. Lebih cepat dari standar cepatku, hehe. Baguslah, ini efisiensi waktu namanya. Setelah naik kopaja P20, dan berhenti di perhentian terakhir, kami pun menuju Atrium Senen. Sampai disana, orang yang sudah janji akan bertemu denganku, ngaret 1 jam. Nggak nanggung-nanggung. Setelah cukup bete, dan bosan melihat-lihat buku di Gunung Agung, dan kaki terasa pegal-pegal, orang itu datang juga. Tapi Amy untungnya nggak keliatan bete, padahal jelas-jelas aku aja udah bete nunggu saking lamanya. #sohelpful.
Kemudian, kami pergi ke Senen. Langkah jalan Amy, setelah aku amati memang cepat. Lebih cepat dari standar cepatku, hehe. Baguslah, ini efisiensi waktu namanya. Setelah naik kopaja P20, dan berhenti di perhentian terakhir, kami pun menuju Atrium Senen. Sampai disana, orang yang sudah janji akan bertemu denganku, ngaret 1 jam. Nggak nanggung-nanggung. Setelah cukup bete, dan bosan melihat-lihat buku di Gunung Agung, dan kaki terasa pegal-pegal, orang itu datang juga. Tapi Amy untungnya nggak keliatan bete, padahal jelas-jelas aku aja udah bete nunggu saking lamanya. #sohelpful.
Dari situ, aku
berjanji untuk belajar ontime.
Dua minggu dari
situ, terhitung dua kali aku menghadiri kumpul FLP (Forum Lingkar Pena) di
Taman Ismail Marzuki. Acara biasanya dimulai jam 10 pagi hari Minggu, dan aku
sudah berangkat dari rumah jam 9 teng, supaya bisa datang lebih awal. And
its work! Ada perasaan bahagia ketika aku bisa mencapai targetku sendiri.
Semester kemarin, parah banget soalnya. Dari 16 pertemuan FLP yang harus
dihadiri, aku Cuma datang 3x plus 1 x di pembukaan. Parah banget kan? Dan salah
satunya itu, aku datang saat si pemateri hampir menyelesaikan pembicaraannya.
Karena aku harus membayar mahal kesempatan kedua yang diberikan, aku pun
bertekad untuk komit hadir di pertemuan kelas Novel dan tentunya melatih diriku
sendiri.
Minggu kemarin,
sebenarnya aku agak telat berangkat ke TIM. Aku setengah berlari untuk bisa
mendapat Kopaja lebih cepat. Walaupun sempat macet gara-gara kejebak lampu
merah 3x di daerah Menteng, 5 menit sebelum jam 10 aku sudah sampai di gerbang
TIM. Aku kira semua sudah datang, ternyata....huft, aku orang ketiga yang
datang. Dua temanku sudah menunggu di bawah Pohon Bodhi. Dan you know what,
pematerinya datang lebih telat lagi. Satu jam kemudian, rombongan pemateri dan
mentor baru datang. Alasannya karena naik taxi, dan kejebak car free day.
Hmm, sebenernya batasan excuse itu sampai mana sih? Apa ini sebuah bentuk
profesionalisme? Saya bingung. Kalo kata temenku yang ngutip entah darimana,
bahkan alasan sakit saja bukan bentuk profesionalisme. #sadis.
Nah, dan pagi
tadi aku datang telat ke kelas. Nggak telat banget sih, hanya dosennya lebih
dulu datang ke kelas. #ngeles. Rasanya gimana ya, kok balik lagi ke kebiasaan
lama. Hmm..nggak lagi deh.
0 comments:
Posting Komentar
Senang jika anda mau meninggalkan jejak di postingan ini..:)