tentang Proposal Hidup
Bagaimana anda menyikapi hidup anda? Apakah membiarkannya mengalir seperti air? Atau membuatnya melesat seperti roller coaster? Atau anda seperti sedang bermain bola dan sedang bersiap mengarahkan bola ke gawang lawan? Sebenarnya, itu terserah anda, mungkin anda bilang, 'ini hidup gue, jadi terserah gue dong.'
Sebenarnya tidak ada salahnya membiarkannya mengalir seperti air, anda tentu akan sangat menikmati hidup anda. Jika air itu tetap mengalir (bergerak), ini suatu hal yang baik. Tetapi bagaimana jika air ini malah tergenang disebuah tempat, stagnan, dan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Jika filosofi air yang tergenang ini sedang anda alami, yuk segera berubah, segeralah move on..:)
Sebenarnya tidak ada salahnya membiarkannya mengalir seperti air, anda tentu akan sangat menikmati hidup anda. Jika air itu tetap mengalir (bergerak), ini suatu hal yang baik. Tetapi bagaimana jika air ini malah tergenang disebuah tempat, stagnan, dan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Jika filosofi air yang tergenang ini sedang anda alami, yuk segera berubah, segeralah move on..:)
Intinya, kita kudu punya tujuan hidup, mau ngapain aja di dunia ini. (jangan cuma menuh-menuhin populasi doang, hehe). Tujuan hidup itu biasanya berupa visi ke depan, bagaimana kita melihat hidup kita di masa mendatang. Nah, tidak ada salahnya jika visi hidup kita, kita tuliskan, bahkan kita sebutkan dalam setiap doa kita.
Visi hidup yang ditulis ini beberapa orang menyebutnya 'proposal hidup'. Proposal yang makna sederhananya berarti sebuah ajuan. Proposal hidup berarti hidup yang kita ajukan (yang kita harapkan). Pada siapa? Ya, kepada sang pemilik hidup tentunya.
Berdasarkan riset selama 10 tahun (1979 - 1989) yang dilakukan oleh Mark McCormack terhadap para lulusan MBA di Harvard Business School, ditemukan fakta menarik bahwa 13% mahasiswa yang menyatakan memiliki rencana hidup yang jelas, spesifik, tapi tidak tertulis memiliki penghasilan rata-rata dua kali lipat dibandingkan dengan mereka yang 84% (belum memiliki dan menyusun rencana hidup). Tapi ada yang lebih luar biasa ketimbang itu, bahwa 3% lulusan yang telah memiliki rencana hidup yang jelas, spesifik, dan tertulis ternyata memiliki penghasilan yang besarnya rata-rata 10 kali lipat dibandingkan 97% lulusan sekolah bisnis terbaik di seluruh dunia itu. Wow, siapa yang tidak mau kalau begini. Dengan hanya menuliskan sesuatu yang kita inginkan ternyata kita bisa meraih hasil yang jauh lebih besar ketimbang tanpa menuliskannya (Azzaini, p.9)
Lalu bagaimana cara menuliskan proposal hidup?
Setelah mengenal diri kita sendiri (bagaimana kelebihan dan kekurangan yang dimiliki) kemudian tulislah dengan menetapkan prestasi terbesar apa yang ingin diraih.
Misalnya :
'Saya akan menjadi penjual galendo terbaik di Jawa Barat' (spesifik)
'Saya akan menambah outlet galendo saya setiap tahun.'(terukur)
'Saya akan mencapai ini di tahun 2025.' (Jangka waktu yang jelas)
Anda bisa menuliskan semua target-target yang ingin dicapai, tetapi dengan ketentuan spesifik, terukur, dan mempunyai jangka waktu yang jelas. Dan juga gunakan skala prioritas, dahulukan yang lebih penting menurut anda.
Bukan berarti, dengan menuliskan keinginan-keinginan tersebut dalam proposal hidup anda serta merta keinginan itu akan terwujud. Ini hanya sebuah permulaan yang baik, yang tentunya juga membutuhkan usaha terbaik dan doa. Bukankah langkah kaki pertama membutuhkan ratusan atau mungkin ribuan langkah lagi untuk mencapai garis finish?
Semoga bermanfaat..:)
Saya akan jadi orang kaya yang memiliki 2 Rumah Sakit Besar pada usia 35 Tahun (semoga masih hidup), satunya adalah RS khusus orang yang mampu.. dan satunya lagi khusus untuk orang tidak mampu. Jadi nantinya ada bantuan/subsidi silang... RS "orang mampu" membiayai RS "kurang mampu". :)
BalasHapusSubhanallah Ka, semoga tercapai ya cita2nya..:)
BalasHapusKalau saya, pengen punya bisnis berbasis pertanian dan peternakan, di sebuah daerah dimana saya dilahirkan..:)