Kamis, 30 Oktober 2014

Optimistis Melihat Produk Lokal dari Mandiri Pasar Indonesia

14139808012126795352
Mandiri Pasar Indonesia 2014
Siang ini tak seperti biasanya. Sebelum ke kantor saya sempatkan berkunjung ke acara “Mandiri Pasar Indonesia dan Bazaar Fashion Festival 2014″ yang berlangsung di Senayan JCC. Setiap hari Transjakarta yang saya naiki memang melewati area ini.

Dengan berbekal kertas print out agenda kegiatan-setelah mendaftar online sebelumnya, saya menuju media center terlebih dahulu, untuk mengambil ID card sebagai perwakilan dari Ladiesiana-Kompasiana. Ladiesiana? Ahh… mungkin belum banyak yang tahu ya? Ladiesiana ini adalah kumpulan Kompasianer khusus untuk perempuan. Karena isinya perempuan, maka isu yang dibahas pun nggak jauh-jauh dari perempuan, seperti: kelas make upparenting, pengembangan diri,review produk kosmetik dan kecantikan, dll.. Bagi Kompasianer perempuan yang mau gabung di Ladiesiana, monggo mendaftar di sini.

Okay, lets get to business!

Mandiri Pasar Indonesia dan Bazaar Fashion Festival 2014 merupakan kerja sama antara Bank Mandiri dan majalah Harper’s Bazaar. Pergelaran Pasar Indonesia ini sebagai usaha untuk mendukung sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Seperti yang disampaikan oleh Pahala N Mansury-Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri saat konferensi pers berlangsung, dikutip dari Kompas.com “salah satu kunci penting dalam pengembangan bisnis sebuah usaha adalah jaringan pasar yang luas. Selain itu, kegiatan promosi yang tepat sasaran juga memegang peranan penting.

Di acara ini seperti tertera dalam acaranya, ada Pasar Indonesia sebagai promosi dari UMKM dari berbagai daerah di Indonesia, juga hadir Fashion Show hasil rancangan desainer ternama di Indonesia. Beberapa desainer yang hadir selama acara berlangsung (22-26 Oktober 2014) adalah Didi Budiarjo, Biyan, Barli Asmara, Luwi Saluadji, Tutty Cholid, Mel Ahyar, Era Soekamto, Edbe (Edi Bety), Stepahanus Hamy, Oscar Lawalata, Ghea Pangabean, Sapto Djojokartiko, Sebastian Gunawan, dan desainer muda berbakat lainnya.

Sayangnya, sewaktu saya dan satu kawan saya Nur berkunjung ke JCC Senayan, acara belum resmi dibuka, sehingga Fashion Festival belum dimulai. Akhirnya, kami berkunjung melihat stand-stand UMKM yang tidak kalah menarik. Pasar Indonesia yang terdiri dari berbagai UMKM ini terdiri dari usaha di bidang kuliner, fashion (pakaian, kain khas daerah, dsb), kosmetik, pameran fotografi, dan kerajinan kriya dan terapan khas daerah Indonesia.

Ragam Kain Khas Indonesia
1413980861691942158
Salah satu display kain khas daerah Indonesia
Di Pasar Indonesia ini anda bisa menemukan beragam kain khas Indonesia, ada kain tenun/kreasi tenun dan songket, kain batik, kain jumput, dan batik tulis. Saya terkagum saat melihat banyaknya ragam kain ini, sampai bingung mengingat-ingat nama kain dari setiap stand yang saya kunjungi.
Ragam kain antara lain : Batik tulis Lasem Talenta, Batik Tulis Lasem Ningrat, Batik Garutan, Batik Tasikmalaya, Batik Merdeka (Batik Tulis Salem Brebes), Kain Jumput Palembang, Kain Tenun/Songket Sambas, Kain Tenun Ulap Doyo, Batik Tanjung Bumi, Batik Sidoarjo, Kain Tenun Lurik ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), dsb.

Hal unik yang saya temukan adalah, adanya batik tulis Salem Brebes yang usianya sudah mencapai puluhan tahun. Semakin tua usianya, makin mahal harganya. Bapak Abdul Khanan sebagai pemilik usaha Batik tulis salem Brebes ini menjelaskan, bahwa usahanya ini adalah turun temurun dari orang tuanya. Sehingga tidak heran ketika ada kain yang usianya sudah berpuluh-puluh tahun.
1413980906130147225
Batik Tulis Lasem Brebes yang usianya sudah 20-an tahun
Sayangnya, dari sekian banyak ragam kain khas daerah di Indonesia, saya tidak menemukan kain khas daerah saya, khas Ciamis. Ini sebetulnya menjadi fakta menarik bagi saya pribadi, sektor industri kreatif di bidang kain khas daerah di Ciamis belum dioptimalkan, dan tentunya ini bisa menjadi salah satu ide bisnis di kemudian hari.

Selain ragam kain yang menawan, seperti yang saya ceritakan di awal, ada juga pameran kerajinan kriya dan terapan. Booth saya kunjungi adalah kerajinan khas Lombok, kerajinan berbahan kayu limbah, dan kerajinan berbahan rotan khas Cirebon.

14139809581896475400

Kerajinan khas Lombok ini dikenal sebagai kerajinan “Cukli”, berbahan kayu yang dihiasi kulit kerang. Bapak Humaidi, sebagai pemilik usaha ini menjelaskan, walaupun usaha ini masih berbasis home production dengan 11 pegawai, bisnisnya sudah menyasar pasar lokal (Indonesia) dan juga menyasar pasar ekspor. Beliau menyampaikan, dengan adanya pameran-pameran seperti Pasar Indonesia ini, efektif menjadi kegiatan promosi untuk menyasar pasar menengah-atas. Dari penyampaian Bapak Humaidi ini, saya melihat kesungguhan bank swasta ini dalam mendorong bertumbuhnya wirausaha di Indonesia.
14139812171423033213
Furniture kayu bermotif lubang-lubang
Tepat di samping booth kerajinan Cukli Pak Humaidi, ada booth yang juga memajak kerajinan kriya dan furniture berbahan kayu yang sudah tidak digunakan. Yang menjadi keunikan dari produk ini adalah, adanya motif lubang-lubang yang secara alami sudah terbentuk sehingga menjadi daya tarik tersendiri dari produknya.
14139810621240565014
Kerajinan rotan khas Cirebon
Satu lagi adalah kerajinan berbahan rotan khas Cirebon. Tidak aneh, Cirebon memang terkenal dengan kerajinan rotannya. Namun, yang menjadi pembeda dari produk yang dipamerkan ini adalah kemampuannya untuk berbeda dengan produk rotan lainnya. Produk rotan sering kita temui berwarna coklat muda, produk ini menggunakan warna-warna cerah yang menarik perhatian kita. Sebetulnya hanya ini pembedanya kalau menurut saya, tapi satu perbedaan saja itu adalah inovasi bukan?
1413981291131314458
Ada Juga Pameran Fotografi
So, jalan-jalan yang hanya 2 jam di Mandiri Pasar Indonesia dan Bazaar Fashion Festival 2014 tadi, membuat saya terkagum-kagum dan optimistis dengan majunya produk lokal Indonesia. Kalau belum maju banget, yah..kita sedang menuju jalan ke sana. Bravo!

1 komentar:

Senang jika anda mau meninggalkan jejak di postingan ini..:)

Copyright © 2014 Jurnal Asri