Kamis, 23 Mei 2013

Hahaha...


"jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar memaki." 
"jika anak dibesarkan dengan hinaan, maka ia belajar menyesali diri"

Ketika dimaki, aku sempat memaki dalam diam.
Sebelumnya aku tak pernah memaki kembali,
tetapi, pengalaman sepertinya mengajarkan untuk demikian.


Ketika disalahkan, aku bertanya, apa itu semua salahku? Mungkin iya, mungkin tidak.
Sesungguhnya, aku ingin bijak sejak dalam pikiran.
Mungkin caramu saja yang salah dalam menyampaikan,
Cara yang tidak sesuai dengan budayaku, hingga aku kaget dan berusaha menghindar.
Mungkin niatmu baik, aku mulai yakin itu.

Kemudian, ketika diapresiasi, aku bertanya, apakah itu tulus dari hati?
Itu urusanmu dengan Tuhan,
aku tak berhak menilai.
Sudah-sudah, aku tak harus bermelankoli.

Aku tak mau bermelankoli,
Hanya saja..ada yang tidak imbang.
Atau memang mungkin relasi Top-Down itu tak akan pernah imbang?

Sesekali, aku ingin dilihat seperti seorang anak.
Sebelum menjadi seorang sarjana.
Aku boleh untuk melakukan salah,
Karena Alfa Edison juga 'menemukan' dari ratusan kesalahan

Hahahaha, aku tertawa.
Lebih baik salah, paling hanya ditertawakan.
Daripada tidak melakukan sama sekali.

Hahahaha...
Paling hanya ditertawakan,
Daripada hanya duduk diam.

*pelajaran berharga.




3 komentar:

  1. keren ci kata2nya
    apakah yg diceritakan itu tentang aku?
    hehe
    PEDE tingkat tinggi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini cerita tetang peljaran yang bisa diambil setelah dimarahi orang.kamu tahu siapa bu aji, hehe..:)

      Hapus

Senang jika anda mau meninggalkan jejak di postingan ini..:)

Copyright © 2014 Jurnal Asri