Pipiet Senja di Hari Senja
Harimau
mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan.....? Sebenarnya bagian
yang blank itu bisa diisi apa saja. Manusia mati bisa meninggalkan harta, ilmu,
hutang, dan lain-lain. Begitu juga dengan Pipiet Senja. Di usianya yang senja,
beliau masih semangat untuk terus melahirkan karya-karyanya, sesuatu yang ingin
dia tinggalkan setelah dia tiada. Pipiet Senja ini memang divonis mengidap
thalasemia sejak usia 17 tahun, dan tidak akan pernah sembuh. Dia harus
ditransfusi terus menerus untuk meregenerasi darah di dalam tubuhnya.
Buku
terakhir yang ditunjukkan pada kami adalah buku yang berjudul “Aku bukan
teroris”. Sebenarnya isi dari buku ini adalah pengalamannya ketika mengajak
teman-temannya untuk menulis, sehingga saking semangatnya beliau, oleh teman-temannya
disebut tukang teror. Its mean terorist.
Semangat
Pipiet Senja, patut menjadi teladan. Beliau benar-benar struggle untukk bisa
menghasilkan karya-karyanya. Awal mula ia tergerak dalam menulis adalah, karena
pada era 70-80an, kebanyakan sastra adalah tentang seks, sedangkan yang
bernafaskan Islam kurang, atau mungkin tidak ada. Selama 3 tahun beliau menulis
cerpen, dan setelah melalui masa yang cukup panjang itu, beliau ingin
menerbitkan sebuah buku.
Saran beliau kepada penulis pemula dan
muda adalah senantiasa tekun, teliti, disiplin focus dan jangan mudah menyerah
dalam menulis.
0 comments:
Posting Komentar
Senang jika anda mau meninggalkan jejak di postingan ini..:)