Jumat, 21 September 2012

Pipiet Senja di Hari Senja



Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan.....? Sebenarnya bagian yang blank itu bisa diisi apa saja. Manusia mati bisa meninggalkan harta, ilmu, hutang, dan lain-lain. Begitu juga dengan Pipiet Senja. Di usianya yang senja, beliau masih semangat untuk terus melahirkan karya-karyanya, sesuatu yang ingin dia tinggalkan setelah dia tiada. Pipiet Senja ini memang divonis mengidap thalasemia sejak usia 17 tahun, dan tidak akan pernah sembuh. Dia harus ditransfusi terus menerus untuk meregenerasi darah di dalam tubuhnya.
Buku terakhir yang ditunjukkan pada kami adalah buku yang berjudul “Aku bukan teroris”. Sebenarnya isi dari buku ini adalah pengalamannya ketika mengajak teman-temannya untuk menulis, sehingga saking semangatnya beliau, oleh teman-temannya disebut tukang teror. Its mean terorist.
Semangat Pipiet Senja, patut menjadi teladan. Beliau benar-benar struggle untukk bisa menghasilkan karya-karyanya. Awal mula ia tergerak dalam menulis adalah, karena pada era 70-80an, kebanyakan sastra adalah tentang seks, sedangkan yang bernafaskan Islam kurang, atau mungkin tidak ada. Selama 3 tahun beliau menulis cerpen, dan setelah melalui masa yang cukup panjang itu, beliau ingin menerbitkan sebuah buku.
Saran beliau kepada penulis pemula dan muda adalah senantiasa tekun, teliti, disiplin focus dan jangan mudah menyerah dalam menulis.


0 comments:

Posting Komentar

Senang jika anda mau meninggalkan jejak di postingan ini..:)

Copyright © 2014 Jurnal Asri