You Are The Apple of My Eye
Sore hari di hari Rabu, setelah berjam-jam mati lampu saya pun menghidupkan notebook. Sebenarnya, masih banyak tugas yang harus diselesaikan, salah satunya naskah novel saya yang harus segera di selesaikan. Anw, deadline-nya tinggal 9 hari lagi, dan masih ada 3 bab yang belum selesai. Bosan, saya nanya sama teman dorm saya, punya film bagus ga? Akhirnya, teman saya (Aniq) memberi beberapa file film, and I choose to watch ‘You Are The Apple of My Eye.’
Film ini sebenarnya menceritakan pengalaman seorang tokoh bernama Ko Ci Teng (Ko Teng) saat di Senior High School, berlanjut saat dia belajar di College. Ko Ci Teng ini adalah siswa nakal dengan prestasi yang buruk. Gara-gara melakukan kekacauan di kelas, Ko Teng mendapat hukuman duduk di depan murid paling cerdas di sekolahnya. Dari situ, Ko Teng mulai study hard, dan nilai sekolahnya berangsur membaik berkat bantuan Shen Cia Yi. Dari situ lah, mulai tumbuh cinta diantara mereka.
Kisah berlanjut sampai mereka belajar di College. Masing2 tokoh berkuliah di Universitas yang berbeda, begitu juga dengan Ko Teng dan Shen Cia Yi. Saat di College, Ko Teng menggeluti hobinya yaitu semacam pertandingan Fighting. Sedangkan Shen Cia Yi tetap fokus dengan kuliahnya. Ko Teng merasa bahagia dengan menggeluti hobinya itu, dan berharap mendapat dukungan dari Shen Cia Yi. Namun, kenyataan berbanding terbalik. Shen Cia Yi malah menganggap apa yang dilakukan Ko Teng itu childish, bodoh, idiot. Menurut Shen Cia Yi, tak ada peajaran yang bisa diambil dari pertandingan itu kecuali babak belur.
Konflik dalam film ini terlihat sederhana, tetapi dari sana saya dapat mengambil beberapa hal, tentang kedewasaan dan relasi antara perempuan dan laki-laki.
“No guys can handle girls at their age” salah satu ungkapan dalam film ini. Ya, film ini menggambarkan bahwa perempuan lebih cepat dewasa dibandingkan laki-laki. Dalam ‘Men are from Mars, Woman are from Venus’ digambarkan bahwa perempuan mengungkapkan kasih sayangnya dengan memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Sedangkan laki-laki lebih cenderung menunjukkan kehebatannya dalam menyelesaikan sebuah masalah, laki-laki lebih senang menawarkan bantuan. Di ‘You Are The Apple of My Eye’, Shen Cia Yi mengungkapkan cintanya dengan memberi perhatian pada Ko Teng, dan karena saking perhatiannya itu sampai-sampai mengatakan pertandingan ‘fighting’ itu merupakan something useless. Sedangkan Ko Teng sendiri merasa bangga karena bisa menunjukkan kekuatannya (walaupun di pertandingan itu dia kalah), selain menggeluti hobinya (karena sejak awal dia memang mengidolakan Bruce Lee).
Jadi, intinya ada perbedaan antara bagaimana laki-laki dan perempuan dalam berkomunikasi dan mengungkapkan cintanya.
Film ini juga mengangkat tentang ‘kedewasaan’ seseorang. Ya, dewasa atau tidaknya seseorang menurut saya mempunyai alur perkembangannya sendiri-sendiri. Usia tidak berbanding lurus dengan kedewasaan. Kedewasaan tumbuh sesuai dengan pengalaman hidup, tantangan hidup, bahkan penderitaan hidup yang dialami seseorang. Ada teman saya yang usianya dibawah saya, tetapi rasanya dia jauh lebih dewasa dibanding saya. Tapi disisi lain, ada teman yang jauh lebih tua dari saya, tetapi sikapnya masih belum dewasa. So, perkembangan kedewasaan itu menurut saya relatif.
Lalu bagaimana dengan pasangan yang seangkatan? Misalnya kamu berpacaran dengan pasangan yang usianya sama. Masalah kedewasaan pasti suatu saat muncul, dan lebih banyak dipermasalahkan oleh kaum perempuan karena ketidakdewasaan si laki-laki. Laki-laki dituntut untuk lebih dewasa, lebih berinisiatif. (Setidaknya menurut pandangan saya demikian).
Sebenarnya, kedewasaan itu bisa dicapai, asalkan kita membuka mindset kita, mengasah kepekaan kita, dan mengkomunikasikan hal-hal yang tidak dipahami. Seperti halnya tokoh Ko Teng yang tidak mengerti dimana point ketidakdewasaannya, karena menurutnya fighting itu bagian dari hobi dan media untuk menunjukkan kekuatannya. (Pola komunikasi laki-laki dan perempuan memang berbeda). Jadi, jika anda kebetulan mempunyai pasangan seangkatan atau bahkan lebih muda? It’s no problemo. Semua bisa dikomunikasikan.
dengan siapa kita menjalani hubungan tentu akan mempengaruhi tingkat kedewasaan seseorang.. memahamami dan mengerti posisi orang lain mungkin itu yg disebut dewasa..
BalasHapussetuju sama Mas Arief, :)
BalasHapus--> Pas saya baca tulisan saya lagi, kok rasanya itu yang nulis sok tahu banget, hihi.