Dari Purwokerto ke Tanah Para Daeng
Hamparan mangrove di Pulau Tanakeke, saya bersyukur sekali bisa melihatnya langsung. |
Januari tahun lalu saya masih berkutat dengan kerjaan magang saya, membaca [dalam arti harfiah] berita online dan berita di media cetak. Magang di sebuah lembaga riset yang ternyata sudah hampir satu tahun saya di sana (terhitung Februari 2013), dan setelah menimbang beberapa hal, terutama skripsi saya yang tidak kunjung selesai, saya memutuskan resign sejak Februari 2014. Januari 2014 saya masih ingat, saya bersama kawan saya Septi Diah Prameswari dan Neni Nuraeni sumringah saat akhirnya seluruh pekerjaan yang kami lakukan sepanjang tahun akhirnya dirilis juga. :)
Sejak Januari 2014 saya sudah hibakhkan hidup saya untuk
skripsi saya, yang berjudul “Isu Politik dalam Bingkai Berita Korupsi, Analisis
Isi Berita Korupsi di 4 Media Online”. Mohon maaf jika saya nampaknya begitu
bangga dengan skripsi saya, maklum saja, perjuangannya lumayan berat bagi saya
pribadi. Ada ratusan berita yang harus saya baca satu persatu dan analisis. Skripsi
ini akhirnya selesai juga, tepatnya di 8 Agustus 2014 saya resmi lulus dari
Ilmu Komunikasi Paramadina.
Oya, di tengah-tengah perjuangan skripsi ini, saya sempat
melenceng sedikit. Melewati proses pendewasaan dengan entahlah ini disebut aksi
heroik atau malah hal paling memalukan sepanjang hidup [datang ke wisudaan mantan, padahal saya tidak diundang], kemudian
sempat patah hati sampai menjadi sangat pendiam setelah pulang dari Purwokerto,
seperti melewati suatu ruang hampa, perlu waktu untuk mengembalikan kesadaran. Karena
life must go on, saya tetap
melanjutkan hidup saya, mengurungkan niat untuk bunuh diri. Saya jadi inget meme tentang jodoh, katanya "Jodoh itu sudah ada yang ngatur, deketin aja yang ngaturnya" #asek
Kemudian memasuki masa-masa transisi setelah lulus kuliah.
Sebulan sebelum lulus saya sudah deg-degan, atau mungkin panik karena beasiswa
sudah tidak turun dan belum punya penghasilan. Kemudian tergesa menyebar
lamaran ke media. 4 Agustus adalah hari pertama saya masuk di Kompasiana
sebagai moderator. Ternyata masuk kantor setiap hari cukup membuat bosan,
akhirnya saya coba apply di 2 NGO. Satu NGO di Makassar menghubungi dua hari
setelah saya email CV dan portofolio. Tak disangka, saat ini saya sampai juga
di Makassar, merantau di tanah para daeng :) Tidak terbayang sebelumnya bahwa saya berkesempatan menikmati keindahan 4
Kabupaten di Sulawesi Selatan (Kab. Barru, Kab. Takalar, Kab. Maros, dan Kab.
Pangkajene dan Kepulauan).
This life is like unpredictable journey! Keep it move!
mantappp postingannya,,
BalasHapusnice share
Obat Herbal Ispa
pengobatan untuk penyakit disentri secara alami
BalasHapusobat herbal disentri akut