Selasa, 23 September 2014

Sekolah Sepak Bola Uni Papua, Harapan Baru Anak-Anak Papua!


SSB Batik Wakil Papua, sumber: http://tabloidjubi.com 
“Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan”
Suatu senja kami berbincang sambil menatap monumen nasional yang berjarak beberapa meter persis di hadapan kami. Lampu warna-warni bergantian menyinari, menambah indah monumen itu dilihat. Kawanku yang satu ini, dengan antusias bercerita tentang tanah kelahirannya, tentang Papua.

Ketika masalah dirasa sudah terlalu banyak menumpuk, dalam forum-forum diskusi terkadang orang-orang lebih suka membicarakan tentang masalahnya, dibandingkan dengan membincangkan solusinya. Sampai-sampai porsi berbicara tentang masalahnya 80 persen, 20 persennya baru berbincang tentang solusi.

Itu pengantar dari kawan saya yang asal Papua ini, dari sebuah forum diskusi yang dia ikuti, begitulah orang-orang menjadi lebih fokus pada masalah dibandingkan dengan membangun optimisme lewat hal-hal solutif. Maka cerita tentang Sekolah bola Uni Papua pun dimulai.

Di kaki Gunung Cyclops, Sentani Papua ada sebuah sekolah Bola EMSYK Uni Papua. EMSYK kependekan dari Embun Syklop. Sekolah Sepakbola EMSYK UNI Papua ini ternyata sudah ada sejak tahun 1930. Sewaktu Perang Dunia II pecah, kegiatan EMSYK terhenti. Walaupun terhenti, tetapi semangatnya tetap menurun dari generasi ke generasi.
Adalah Bapak Benny Pepuho yang mendorong EMSYK hadir kembali pada  17 Oktober 2013. Walaupun dengan fasilitas yang seadanya dengan jumlah murid yang masih belasan. Perjuangan EMSYK dalam menjalankan cita-citanya tidaklah mudah, beberapa kali terancam tutup, dikarenakan kekurangan dana. Menyiasati hal ini, EMSYK Uni Papua mengajak masyarakat untuk ikut mengelola, dengan harapan EMSYK bisa berkembang lebih besar lagi.

Sekolah Bola Uni Papua ini punya cita-cita sebagai wadah bagi anak-anak, remaja, pemuda Papua dalam melatih kemampuan sepak bola, sebagaimana kita tahu, Papua adalah gudangnya pesepakbola handal. Sekolah sepak bola ini juga harapannya bisa membawa efek positif bagi masyarakat setempat. Sederhananya, ketika pertandingan sepak bola berlangsung,  Bapak, Mama, Ade, Kaka, merayakan pertandingan tersebut, sehingga kebiasaan-kebiasaan buruk seperti  miras, narkoba, dan seks bebas menjadi diminimalisir. Menurut kawan saya, masalah-masalah ini sudah terlalu serius, dan membuat masyarakat ada dalam lingkaran kebodohan dan kemiskinan.

Seiring berjalannya waktu, hingga Oktober 2012, anak-anak Papua yang tergabung dalam Sekolah Bola Uni Papua ini menjajal kemampuan mereka ke Singapura, dalam Eksebisi Internasional melawan Akademi Sepakbola punyanya Pemain Bola legenda Asia Tenggara-Fandi Ahmad. Dan luar biasa! Anak-anak ini berhasil memenangkan dua pertandingan dalam eksebisi tersebut. Suatu hal yang patut diapresiasi atas keseriusan sekolah bola Uni Papua dalam membina generasi mudanya. Di Sekolah bola Uni Papua, selain anak-anak dilatih kemampuan sepak bolanya, anak-anak juga dilatih softskillnya, dilatih mentalnya, dan diperluas pengetahuannya.

Saat ini Sekolah Bola Uni Papua bekerjasama dengan FIFA (International Federation of Association Football), berkaitan dengan program CSR FIFAFootball for Hope. Bentuk dukungan dari FIFA ini macam-macam, seperti: pelatihan, berjejaring, berbagi pengetahuan, pendanaan, hingga undangan menghadiri festival dunia.

Bagaimana Uni Papua bermula, bisa dilihat di sini:

Bagi saya yang bukan lahir dan besar di Papua, sebagai warga negara Indonesia saya turut berbahagia ketika mendengar kabar gembira ini. Setidaknya, dari berbagai macam masalah yang saya tahu dari televisi, koran, dan buku tentang Papua, langkah ini merupakan langkah konkret yang dampaknya dirasakan langsung oleh anak muda dan masyarakat di sana.

Semoga, pembangunan di era pemerintahan yang baru nanti, tidak fokus di Jawa saja, tetapi juga memperhatikan daerah-daerah terdepan Indonesia.



Referensi:
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/10/15/emsyk-uni-papua-sudah-ada-bukti-sudah-ada-sejarah-baru-501905.html
http://www.youtube.com/watch?v=WXk5i8qwkcw


Mampang, 22 September 19.54





3 komentar:

Senang jika anda mau meninggalkan jejak di postingan ini..:)

Copyright © 2014 Jurnal Asri