*esai ini saya posting di akun kompasiana untuk mengikuti Sustainable
Mining Boot Camp di Nusa Tenggara. klik disini untuk membantu saya ikut campnya.
Makasih :)
Mendapat
kesempatan mengenal lebih dekat dunia pertambangan melalui programSustainable
Mining Bootcamp membuat saya berteriak dalam hati “wah seriusan
nih?! Jelas, gue pengen banget ikut!”
Kenapa saya
begitu tertarik? Pertama, background saya di
bidang komunikasi—dimana pengetahuan saya mengenai tambang menambang masih
minim, yang saya tahu hanyalah pengetahuan sekilas mengenai pertambangan yang
saya dapat sewaktu duduk di bangku SD-SMP.
Informasi
mengenai pertambangan yang saya tangkap dari berita seringkali adalah tentang
dampak buruk tambang terhadap lingkungan, seperti halnya kasus Teluk Buyat.
Atau berita mengenai eksploitasi Sumber Daya Alam yang tidak menguntungkan
masyarakat di Lingkar Daerah Tambang, sampai berita mengenai aksi protes yang
dilakukan warga. Informasi negatif memang seringkali tidak imbang dengan informasi
positif. Prinsip “bad news is a good news” memang masih diterapkan.
Kesan
berbeda saya dapatkan ketika mempelajari bagaimana PTNNT (PT Newmont Nusa
Tenggara) merangkul masyarakat untuk berkembang bersama. Taglinenya
“Mewujudkan kepemimpinan di bidang keselamatan kerja, perlindungan
lingkungan, dan tanggung jawab sosial” bukan hanya jargon belaka. Saya
melihat ada komitmen yang sungguh-sungguh dijalankan perusahaan dalam membangun
sebuah peradaban. Bukan hanya mencari keuntungan ekonomi saja, tetapi juga mendukung
perkembangan manusia-manusianya.
Investasi
pada Pendidikan
Sebuah
langkah yang tepat, ketika bagian keuntungan dari hasil pertambangan
diinvestasikan untuk pendidikan. Logikanya, hasil dari tambang adalah hasil
kekayaan bumi tak terbarukan—yang nantinya akan habis dan tidak bisa
dimanfaatkan lagi. Sedangkan investasi pendidikan bagi manusia-manusia
Indonesia adalah investasi jangka panjang yang menurut saya adalah investasi
yang nilainya tak terhingga. Ketika Sumber Daya Manusia-nya sudah mendapatkan
pendidikan, kelak nanti mereka akan memanfaatkan ilmu dan kreativitasnya untuk
kemajuan bersama. Setidaknya mereka sudah punya modal untuk memajukan
daerahnya.
Investasi
pendidikan bagi manusia-manusia Indonesia dilakukan oleh PTNNT (PT Newmont Nusa
Tenggara) bisa dilihat dari program beasiswa yang dijalankan. Dari rilis yang
dipublikasikan, program beasiswa ini terdiri dari Beasiswa Perak, Beasiswa
Emas, Beasiswa Platinum, Beasiswa Peningkatan Prestasi,
dan Beasiswa Bulaeng. Beasiswa ini ditujukan untuk siswa dan
mahasiswa berprestasi dari wilayah Sumbawa (khususnya daerah Sumbawa Barat dan
daerah sekitar tambang), di samping wilayah lainnya di provinsi Nusa Tenggara
Barat (NTB). Dari program beasiswa pada periode XV (tahun 2012/2013) saja,
menyasar ±895 siswa dan mahasiswa.
Manfaat pun dirasakan oleh Yari Ade Saputra (25) yang
telah menyelesaikan kuliahnya di jurusan Hukum Unram, begitupun dengan saudara
kandungnya Nova Arianingsih yang menyelesaikan sarjana pendidikan Bahasa
Inggris. Orang tua keduanya yaitu Muhammad Yasin yang bekerja di perusahaan sub
kontraktor pengeboran. Keluarga ini tinggal di daerah ligkar tambang.
Kontroversi Pengelolaan Limbah
Selain kontribusi di bidang pendidikan, yang menarik
perhatian saya adalah bagaimana management PTNNT dalam mengelola limbah
tambangnya. Beberapa waktu terakhir, PTNNT mendapatkan penghargaan ADITAMA
kategori emas ketiga kalinya sebagai best of the best dari
Kementrian ESDM RI atas upaya pengelolaan lingkungan sepanjang 2012.
Seringkali perihal pengelolaan limbah pertambangan (tailing)
inilah yang menjadi sumber kontroversi aktivitas pertambangan. Tailing menurut
salah satu sumber adalah sebutan untuk hasil buangan dari aktivitas
pertambangan. Tailing bisa berupa batuan atau tanah halus
sisa-sisa dari pengerusan dan pemisahan (ekstraksi) mineral yang berharga
(tembaga, emas, dan perak) dengan bahan tambang. Tailing terdiri
dari 50% praksi pasir halus dengan diameter sekitar 0,075-0,04 mm dan 50%
terdiri dari praksi lempung dengan diameter kurang dari 0,075mm.
Sumber lain menjelaskan, tailing bisa
berwujud gas, cair, dan padat. Secara fisik gas buangan mengandung
partikel-partikel debu dan secara kimia merupakan larutan berbagai jenis gas
tergantung dari mineral bijih yang diolah. Sedangkan limbah cair mengandung
bahan-bahan kimia beracun dari logam-logam berat dan sianida dengan konsentrasi
yang relatif masih tinggi. Sedangkan limbah padat mempunyai komposisi utama
sesuai dengan batuan induknya. Kemudian dijelaskan lebih lanjut jenis tailingyang
dialirkan ke dasar laut bisa berupa aliran asam tambang (Acid Mine Drainage),
sedimen, sianida, dan logam berat. Secara garis
besar tailing ini berpengaruh pada pendangkalan dan perubahan
bentang alam dasar laut yang disebabkan sedimentasi, juga berpengaruh pada
kesuburan perairan, terkontaminasinya biota laut, dan rusaknya keanekaragaman
hayati.
Penghargaan Aditama yang diraih oleh PTNNT selama tiga
kali berturut-turut sebagai bukti bagaimana PTNNT serius dalam
pengelolaan lingkungan dengan mematuhi regulasi yang dibuat oleh pemerintah.
Dari site www.pnnt.co.id disampaikan bahwa pengelolaan
lingkungan yang dilakukan PTNNT mencakup pengelolaan batuan penutup,
pengelolaan erosi dan sedimentasi, pembibitan, reklamasi dan vegetasi, sarana
penunjang, dan pemantauan lingkungan pertambangan.
Merangkul Masyarakat
Hal lain yang menarik adalah bagaimana kontribusi
PTNNT dalam mengembangkan masyarakat di sekitarnya. Usaha mengembangkan
komunitas-komunitas di sekitar dilakukan melalui program community
development. Community Developmentseperti halnya pembangunan
fisik maupun program-program yang mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Pembangunan fisik seperti pembangunan gedung serba guna (GSG) di daerah
Seteluk, stadiun Magaparang, Menara 99 Islamic Center, pemasangan listrik di
desa-desa terpencil, perbaikan jalan, pengadaan air bersih, pembangunan dan
rehabilitasi mesjid dan ruang rawat inap Puskesmas. Sedangkan pembangunan non
fisik seperti program kelompok belajar dan program pengembangan kapasitas
masyarakat. Adanya PTNNT ini juga mendorong tumbuhnya industri pengolahan
serabut kelapa menjadi coconet yang dijalankan oleh kaum Ibu
yang tergabung dalam UKM (Usaha Kecil Menengah). Coconet merupakan
jaring yang terbuat dari serabut kelapa yang bermanfaat untuk keperluan
revegetasi areal lahan bekas tambang yng memiliki kontur miring. Coconet berfungsi
sebagai penahan benih agar tidak mudah jatuh oleh air hujan. Munculnya rantai
ekonomi ini, jelas meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
What would PTNNT do after 2022?
Apa yang akan dilakukan oleh PTNNT setelah tahun 2022
inilah yang juga membuat saya penasaran. Analisis dampak lingkungan PTNNT yang
dirilis tahun 2010, menyampaikan bahwa masa beroperasi PTNNT sampai dengan
tahun 2022.
Beberapa contoh kasus menunjukkan, daerah bekas
tambang bisa diubah menjadi lahan hijau agribisnis dan daerah
pariwisata. Cerita sukses datang dari seorang warga asli Bangka, Bapak
Djohan yang memanfaatkan dan menghijaukan lahan seluas 100 hektar dari 300
hektar lahan bekas tambang yang dibelinya. Lahan hijau ini diintegrasikan
dengan peternakan yang ia bangun. Modal awal Djohan dalam membangun BBG adalah
tiga ekor sapi Bali, enam ekor sapi perah, serta 14 ekor pedet. Dari kotoran
sapi-sapi tersebut digunakan sebagai kompos untuk menetralkan air di dalam
kolam budidaya ikan, kompos juga akan mengembalikan unsur hara tanah yang
diperlukan tanaman. Pengubahan lahan dari lahan bekas tambang menjadi lahan
yang bisa dijadikan bisnis berbasis pertanian ini menjadi contoh bagi
daerah-daerah bekas tambang lainnya yang sering diabaikan setelah aktifitas
tambang dihentikan.
Selain
menjadi kawasan agribisnis, area bekas tambang juga berpotensi menjadi kawasan
pariwisata. Seperti halnya objek wisata Lubang Suro yang berada di Sawah Lunto,
Sumatera Barat. Di Lubang Suro, pengunjung dapat melakukan napak tilas pada
areal bekas penambangan yang dibangun pada masa pemerintahan Hindia-Belanda.
Pemanfaatan areal bekas tambang menjadi daerah/situs pariwisata mempunyai
peranan penting bagi perjalanan sebuah bangsa. Mengapa demikian? Ketika situs
tersebut di pelihara, anak cucu kita atau generasi muda mendatang akan melihat
bagaimana perjalanan bangsanya. Bagaimana kekayaan alam dimanfaatkan dengan
bijak untuk perkembangan manusia-manusianya.
Lain ladang
lain belalang, lain tempat lain pula kebijakannya. Saya sendiri belum tahu
bagaimana rencana pemanfaatan areal bekas tambang PTNNT setelah tahun 2022.
Pastinya PTNNT sudah mempunyai rencana (timeline) yang akan dijalankan
agar masyarakat yang awalnya bergantung pada pertambangan, bisa melanjutkan
kehidupannya.
Mengikuti
program Sustainable Mining Bootcamp (SMBootcamp) akan menjadi
sebuah pengalaman bermakna. Kenapa bermakna? Karena saya akan belajar dari
ahlinya. I will learn from the expert. Sebuah perusahaan yang
mengelola tambang secara terintegrasi antara pertambangan yang
bertanggungjawab, pengelolaan lingkungan, dan tanggung jawab sosial.
Jumlah
adalah kumulatif dari angka sasaran setiap program beasiswa yang dirilis
Program Beasiswa PTNNT Periode XV, 2012/2013.
Penilaian
dampak sosial Proyek Batu Hijau. Sumbawa, 2010.
terimakasih telah berbagi informasi,,
BalasHapussangat bermanfaat
Obat Herbal Fistula Ani
Obat Herbal Tulang Keropos
Obat Herbal Kanker Kandung Kemih
Obat Herbal Amandel Kronis
Obat Herbal Vertigo Akut
Obat Herbal Glaukoma Tanpa Operasi
Obat Herbal Ispa
Obat Herbal Disentri
Obat Herbal Varises
GLOW Enhanz
Obat Herbal Kanker Usus Halus
Obat Herbal Sipilis
Obat Herbal Alzheimer
Obat Herbal Epilepsi
Obat Herbal Pasca Stroke Berat
Obat Herbal Kanker Hati
Obat Herbal Kanker Pankreas
Obat Herbal Meningitis
Obat Herbal Faringitis
Suplemen Pemutih Wajah