Kamis, 17 Mei 2012

tentang Perkembangan eBook di Indonesia

http://alizaka.blogspot.com/2011/10/jangan-beli-buku-baru-di-gramedia.html

Awalnya, karena mendapat tugas di mata kuliah Ekonomi Industri Media Massa, dan harus mencari informasi tentang perkembangan eBook di Indonesia. Setelah mencari-cari, ternyata kurang lengkap..:( karena memang, eBook sendiri masih terbilang baru di Indonesia. Saya yakin, kebanyakan dari masyarakat Indonesia yang menggunakan eBook, lebih banyak menggunakan layanan eBook dari luar.

Ini, ada informasi dari berbagai sumber yang saya compile dari berbagai sumber, supaya memudahkan pembaca untuk memahami eBook secara komprehensif. Have nice to read..:)


Perkembangan Industri Ebook di dunia
Sebelum berbicara lebih jauh tentang eBook, sebenarnya apa pengertian dari eBook itu sendiri? Secara sederhana eBook dapat diartikan sebagai buku elektronik atau buku digital. Buku elektronik adalah versi digital yang umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang berisi teks atau gambar. Biasanya dalam format teks polos,*pdf, *jpeg, *lit, dan *html.

Sejarah penemuan eBook, merupakan sebuah ketidak sengajaan Michael S. Hart ketika ingin memuat deklarasi pendirian Amerika Serikat yang dimuat lewat mesin teletype dan ingin memuatnya via email, ternyata tidak bisa. Karena ingin menghindari tabrakan sistem akhirnya dia mendownload secara individual. Dari sinilah cikal bakal proyek Gutenberg, yang kemudian berdiri sendiri. Hingga tahun 1987, dia telah memuat 313 buku dalam penemuannya ini. Kemudian, dengan bantuan teman-temannya terbentuklah eBook.[1]

Proyek perkembangan eBook yang berhasil seperti Proyek Guttenberg, arXiv, dan The Million Book Project. Proyek Guttenberg merupakan layanan buku digital terbesar dan tertua yang mendukung free eBook. Ada lebih dari 25.000 buku digital dalam katalog onlinenya. (www.gutenberg.org). Sedangkan arXiv merupakan layanan buku digital yang ada di Universitas Cornell. Memberi akses terbuka terhadap 368.128 referensi elektronik dalam bidang fisika, matematika, sains komputer, dan biologi kuantitatif. Sedangkan The Million Book Project dikembangkan oleh Universal Library, sebuah perpustakaan digital dengan dipelopori oleh Universitas Crnegie Mellon di AS, Universitas Zheziang di China, Institute Sains di India, dan perpustakaan Alexandria.[2]

Jika ditelusuri lebih mendalam, ebook merupakan salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk menayangkan informasi dalam bentuk yang lebih ringkas dan dinamis. Ebook mampu mengintegrasikan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disampaikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional.

Berdasar jenisnya, ebook yang paling sederhana adalah yang hanya sekedar memindahkan buku konvensional ke dalam bentuk elektronik. Kenapa ebook menjadi lebih ringkas? Karena ratusan buku dapat disimpan dalam satu keping cakra padat (compact disk) dengan kapasitas sekitar 700 MB, DVD berkapasitas 4,7 sampai 8,5 GB, maupun Flashdisk (saat ini kapasitas yang tersedia sampai dengan 32 GB). Sedangkan bentuk yang lebih kompleks misalnya pada Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britanica yang merupakan ensiklopedi dalam format multimedia. Format multimedia memungkinkan eBook menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie, dan unsur multimedia lainnya.

Buku elektronik juga sebagai versi digital dari buku.[3] Dengan buku elektronik, tidak perlu lagi dibutuhkan kertas untuk menghasilkan bacaan. Oleh karenanya, perlu dibuat aplikasi buku elektronik berbasis web yang mendukung konversi dokumen *.doc  menjadi *.pdf. Dengan aplikasi ini, pembaca dokumen dapat membaca dengan efisien dan praktis.

eBook biasanya diterbitkan dengan salah satu cara dari dua cara seperti: Pertama, buku yang telah dicetak pada kertas kemudian diubah menjadi format eBook. Dengan semakin populernya eBook reader, maka semakin banyak buku cetak yang juga diterbitkan dan dijual dalam format digital (eBook).  Kedua, eBook yang memang dibuat oleh individu untuk keperluan pribadi maupun untuk tujuan komersial. Sejak pengguna internet berkembang dengan pesat, maka banyak orang yang berbagi pengetahuan dengan menggunakan eBook. Kelebihan utama dari eBook adalah kita bisa membaca pengetahuan dari orang-orang yang tidak memiliki akses untuk menerbitkan pengetahuannya dalam bentuk buku cetak.  

eBook sendiri terdiri dari banyak format (ada lebih dari 25 format) tetapi yang populer diantaranya adalah : EPUB, PRC/Mobi (format Mobipocket), AZW (format Amazon Kindle) dan tentu saja PDF (Portable Document Format).[4]

Membahas tentang eBook, tak terlepas dari perkembangan eBook reader, keduanya saling berkaitan.  eBook reader merupakan peralatan elektronik yang digunakan untuk membaca eBook. Apa perbedaan eBook reader dengan iPhone atau Laptop? eBook reader menggunakan teknologi khusus yang disebut E-Ink. E-Ink atau E-Paper adalah nama yang digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana sistem kerja eBook reader. Teknologi ini mampu mendisplay teks dan gambar secara bersamaan seperti halnya tampilan pada kertas atau koran.[5]

Apakah keberadaan ini menggeser perkembangan Buku konvensional?

Terlalu dini memang, jika mengatakan posisi eBook telah menggeser industri perbukuan di Indonesia. Sedangkan yang terjadi di AS menurut data pada Association of American Publisher pada bulan Februari tahun 2011 total penjualan eBook mencapai US$ 90,3 juta. Kondisi ini menjadikan buku digital sebagai format tunggal terbesar di AS untuk pertama kalinya, mengambil alih buku bersampul yang hanya mencetak perjualam US$ 81,2 juta. Tidak hanya itu, pasar eBook di Amerika mengalami pertumbuhan 202,3 persen dalam penjualan Februari dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu (2010).

Di Indonesia saat ini, sumber buku elektronik yang legal belumlah banyak, antara lain dirilis oleh Kementrian Pendidikan Nasional dengan dibukanya Buku Sekolah Elektronik (BSE). BSE adalah buku elektronik legal dengan lisensi terbuka yang meliputi buku teks mulai dari tingkatan dasar sampai lanjut.[6]

Untuk mengetahui struktur pasar eBook di Indonesia memang agak sulit, karena pasarnya sendiri masih dalam tahap awal perkembangan. Dari sekian banyak pengguna eBook di Indonesia, lebih banyak menggunakan penyedia layanan eBook dari luar diandingkan dengan yang tersedia di Indonesia.

Anyway, eBook telah berhasil menjadi sarana alternatif bagi para penulis untuk bisa membagi ilmunya. Tidak lagi terbatas dengan selera penerbit yang biasanya berlandaskan hitung-hitungan untung rugi. Sehingga, eBook menciptakan counter hegemoni atas pemilik modal (penerbit-penerbit besar).

Sumber :

3 komentar:

  1. Semoga terus berkembang Ebook Indonesia..

    Penerbit Garudhawaca :
    (Indie Publisher and Digital Book Agency)
    www.garudhawaca.web.id

    BalasHapus
  2. Semoga terus berkembang Ebook Indonesia..

    Penerbit Garudhawaca :
    (Indie Publisher and Digital Book Agency)
    www.garudhawaca.web.id

    BalasHapus
  3. saya lebih senang baca melalui ebook dari pada buku yang fisik

    BalasHapus

Senang jika anda mau meninggalkan jejak di postingan ini..:)

Copyright © 2014 Jurnal Asri