Jumat, 18 Februari 2011

all about radio


Sejarah Radio
Radio merupakan perkembangan teknologi yang memungkinkan suara ditransmisikan secara serempak melalui gelombang radio di udara.
Pada tahun 1896, Guglielmo Marconi menciptakan wireless telegraph yang menggunakan radio untuk membawa pesan dalam bentuk kode morse. Marconi kemudian mendirikan perusahaan pengirim pesan kedatangan dan keberangkatan kapal, mendirikan stasiun pemancar dan penerima, terutama di kawasan yang tidak terjangkau telegraf, dan belakangan bahkan mendirikan pabrik perakit dan penyedia perlengkapan radio.
Pada tahun 1913, Marconi telah mendominasi bisnis radio di Eropa dan Amerika Serikat. (bisnis pemanfaatan radio untuk keperluan-keperluan perdagangan dan transportasi).
Pada tahun 1912, tragedi tenggelamnya kapal Titanic memunculkan potensi radio yang lain; menjadi media jurnalistik yang mengabarkan peristiwa-peristiwa penting. Pada tahun yang sama dikeluarkan Radio Act 1912 tentang regulasi gelombang udara yang wewenangnya diberikan pada Departemen Perdagangan.
Pada Tahun 1920, sepanjang Perang Dunia I, gelombang radio berada di bawah penguasaan dan konrol militer AS. Setelah dunia damai kembali untuk sementara, militer AS mengembalikan kontrol radio ke tangan sipil.
Siaran pertama kalinya, yaitu dilakukan oleh seorang teknisi Westinghouse, Frank Conrad, dengan jadwal siaran tetap. Siaran ini menarik minat publik dan mendapat liputan luas di surat kabar. Kemudian Westinghouse mendirikan stasiun radio pertama di dunia, KDKA.
Tujuan awal mendirikan stasiun radio adalah untuk menjual pesawat radio sebanyak-banyaknya. Tapi, seiring dengan beragamnya siaran radio, mata orang terbuka. Toko-toko ritel besar menggunakan radio untuk mengiklankan diri, wartawan melihat peluang media pemberitaan yang baru, sekolah dan gereja melihat adanya potensi pendidikan  yang luar biasa, industri musik melihat peluang hiburan (dan poensi ekonomi) yang baru, pemerintah dan  politisi melihat adanya media propaganda mutakhir yang powerful.
Awalnya, pendengar radio diwajibkan membayar pajak untuk membayar pajak untuk membiayai stasiun radio memproduksi program. Radio di AS berhenti memajaki pendengarnya pada tahun 1922, setelah ditemukan sistem pembiayaan baru : iklan. Muncullah jual beli air time bagi pengiklan. Dari sini pula, muncul tendensi baru dalam operasionalisasi radio; masuknya radio AS dalam era komersialisasi. Dan lahirlah broadcasting.
Radio di Inggris menempuh jalur yang agak berbeda. Pendengar tetap membayar pajak untuk radio (atau ada share pajak yang dialokasikan untuk radio). Uang itu digunakan untuk membiayai sebuah radio yang diorientasikan untuk pendidikan dan budaya. British Broadcasting Corporation (BBC) yang hingga kini tetap eksis, mempertahankan standar tinggi dalam pengolahan informasi dan hiburan, ‘serius’ dan senantiasa menjadi model ideal bagi lembaga penyiaran publik.


FORMAT RADIO
Dalam arti sempit, format berarti susunan item program dalam satu satuan waktu –katakanlah dalam waktu satu jam. Ini disebut sebagai format clock, terdiri dari unsur-unsur seperti narasi penyiar, siklus musik, termin iklan, promo radio, dan promo program, laporan lalu lintas, laporan cuaca, reportase, dll. Format clock membedakan aktivitas pagi, aktivitas siang, sore, hingga malam hari. Susunannya disesuaikan hingga malam hari. Susunannya disesuaikan dengan prediksi lifestyle pendengar pada jam-jam tersebut. Dalam arti luas, format bisa berarti susunan program radio secara keseluruhan, yang menjadi semacam penanda identitas yang terkemas dalam pelbagai program radio.
Diawal pemunculannya, radio tidak punya sasaran atau target tertentu, early mass programming (vivian, 2006:159). Dengan kata lain, radio tidak punya format khusus. Radio pada dekade  1920-an, siarannya pada malam hari diisi dengan musik yang populer, lembut, tidak ofensif atau mengganggu siapapun. Talk show radio baru mulai kira-kira menjelang dekade 1930-an, ketika sebuah program berjudul Grand Ole Opry mulai disiarkan di WSM di Nashville. Pada tahun ini disebut sebagai era talk show radio.
Pada dekade 1950-an, ketika TV mulai meraih popularitas, format mass programming perlahan-lahan ditinggalkan. Radio beralih format spesifik untuk melayani khalayak yang juga lebih spesifik. Di Cleveland, penyiar Alan Freed bereksperimen dengan all rock ‘n roll. Tak disangka, format ini disukai khalayak dan program Freed disiarkan di berbagai radio.
Ragam format radio : Music radio, old time radio, all news, sport radio, talk radio, religious radio, dan radio ramalan cuaca adalah jenis format berdasarkan pilihan content tertentu. Atau berdasarkan genre musik tertentu. Misalnya, top 40, country, jazz, rock, new age, adult contemporary, oldies, adult standards, hispanik, dangdut, campursari, dll. Ada juga yang berdasarkan hobi (misalnya, radio otomotif, radio pehobi mancing, dll), gender (misalnya, radio female dan mustika untuk perempuan), isu (misalnya radio metro untuk berbagi informasi lalu lintas dan hukum, radio komunitas untuk aktivisme sosial), profesi, kelas usia, dll.
Revolusi Radio
Pada tahun 1930-an, adalah masa-masa yang disebut sebagai the radio days. Pada dekade ini, radio-radio terkenal di Amerika Serikat memiliki sejumlah studio, beberapa diantaranya cukup besar, dan cukup untuk mengadakan live concert. Namun, tergeser oleh TV, dan film, studio-studio ini akhirnya tutup.
Perkembangan teknologi merevolusi media, membentuk individu yang menggunakannya (user), bahkan membentuk masyarakat dan budayanya. Sejarah perkembangan radio juga menunjukkan perkembangan teknologi yang bukan hanya berdampak pada operasional radio, tetapi juga pada pasar, hingga meredefinisi radio itu sendiri dari segi fungsi maupun peranannya.
1877
Edison memperkenalkan speaking phonograph
1896
Marconi mengembangkan transmitter radio, radio menjadi bisnis
1906
De Forest menemukan tabung vakum, disempurnakan oleh Howard Amstrong
1920
Frank Conrad megawali siaran KDKA di Pittsburgh
1926
RCA mengawali NBC Radio Network; AT&T menerjuni dunia penyiaran
1933
Howard Amstrong mengembangkan gelobang FM (Frequency Modulation)
1934
Pendirian Federal Communication Commission di Ameria Serikat
1949
Dimulainya era radio DJ
1950-an
Transistor ditemukan, disusul dengan integrated circuit, menggantikan tabung-tabung radio elektronik. Radio berukuran pocket yang mungil dan cantik menggantikan radio-radio yang ukurannya besar dan makan tempat.
1970
Stasiun FM meingkat, menjadi stereo, membidik khalayak tersegmen
1996
Undang-Undang Telekomunikasi memicu demam merger radio
1997
Radio berbasis digital pertama mulai on air di Eropa. Di Amerika Serikat, DAB (Digital Audio Broadcasting) baru mulai diperkenalkan.
2000
Situs internet Napster diperintahkan mengakhiri pembagian arsip tanpa izin
2002
Stasiun radio berbasis web setuju memberikan proporsi pendapatannya untuk musisi dan label untuk musik yang telah memiliki hak copyright.
Sumber : Starubhaar & LaRose, 2006: 124-141
Pada awalnya, radio dimaksudkan sebagai alat telekomunikasi yang menjalankan fungsi sosial melayani masyarakat. Setelah didapati bahwa iklan bisa menjadi salah satu pendapatan radio yang signifikan(bahkan utama), maka berkembanglah industri radio. Radio sebagai industri media baru dimulai pada saat KDKA didirikan di Pittsburgh tahun 1920.
Radio yang tadinya Broadcasting, radio membidik segmen yang broad-luas. Kini segmen radio kian menyempit dan terfokus pada niche atau ceruk segmen tertentu Maka radio tidak lagi broadcasting, namun narrowcasting.
Karakteristik Radio
Radio memiliki sejumlah fungsi, seperti mentransmisikan pesan, membidik, membujuk, dan menghibur. Radio tergolong sebagai media elektronik sebagaimana media komunikasi massa yang lainnya, radio memiliki kekhasan tersendiri.
Kekuatan Radio
-        Radio dapat membidik khalayak spesifik.  Artinya, radio memiliki kemampuan untuk berfokus pada kelompok demografis yang dikehendaki. Untuk mengubah atau mempertajam segmen atau ceruk sasaran yang dituju, radio jauh lebih fleksibel dibandingkan media komunikasi massa lainnya.
-        Radio bersifat mobile dan portable.
-        Radio bersifat intrusif, memiliki daya tembus yang tinggi. Radio bisa menembus ruang-ruang dimana media lain tidak bisa masuk, misalnya di dalam mobil.
-        Radio bersifat fleksibel, dalam arti dapat menciptakan program dengan sederhana dan cepat, dapat mengirim pesan dengan cepat, dapat secepatnya membuat perubahan.
-        Radio itu sederhana : sederhana mengoperasikannya, sederhana mengelolanya, dan sederhana isinya.
Kelemahan Radio
Inilah yang dikatakan Meeske (2003) tentang kelemahan radio.
-        Radio is aural only. Satu-satunya cara yang diandalkan radio untuk menyampaikan pesan adalah bunyi (sound). Radio tidak dilengkapi dengan kemampuan untuk menyampaikan pesan lewat gambar. Untuk membayangkan kejadian sesungguhnya, orang menggunakan imajinasinya sendiri.
-        Radio message are short lived. Pesan radio satu arah, sehingga harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh tanggung jawab dalam menyampaikan pesan.
-        Radio listening is prone to distraction. Mendengarkan radio itu rentan gangguan.
Khalayak Radio
-        Tidak ada khalayak radio yang betul-betul loyal.
-        Khalayak radio, (mayoritas) hanya mau yang ringan-ringan.
-        Khalayak radio, rendah daya konsentrasinya.
Daya Serap Informasi Radio
Sebuah eksperimen psikologis yang dilakukan oleh Alfred Mehrabian (1966) berusaha memetakan bagaimana ‘kadar makna’ atau ‘keterserapan informasi’ yang bisa diperoleh dari sekian banyak media. Berdasarkan data statistik yang dihasilkan, diperleh formulasi sebagai berikut.
·         7 % of meaning in the words that are spoken
·         38% of meaning is paralinguistic (the way that the word are said)
·         55% of meaning is in facial expression (Chapman, 2006).
Hal ini dapat menjelaskan bahwa mengapa informasi melalui radio mesti dikemas ringan dan padat. Masalahnya terletak pada faktordaya serap yang 38 % tersebut.
Daya Tarik Radio
Pendengar boleh saja merasa tertipu. Tapi, sesungguhnya tanpa gambar sebagai alat visual, maka satu-satunya media yang digunakan radio untuk menyampaikan pesan adalah suara. Visualisasi kesan yang dibentuk berdasarkan pendengaran atas bebunyian radio ada di dalam benak sang pendengar sendiri. Pendengar, dengan kata lain menciptakan theater of mind dalam benaknya, berdasarkan apa yang didengarnya.
Kekuatan radio bertumpu pada 3 komponen :
-        Voice/Words
Sesuai dengan slogan radio sebagai sahabat dimana saja, makapenyiar yang yang disukai adalah yang mampu menyuarakan diri sebagai sahabat pendengar. Penyiar yang punya banyak fans adalah yang mampu mendekatkan diri dengan pendengarnya. Penyiar yang semacam ini memiliki modal yang disebut air personality.
-        Musik
Setiap radio akan memilih musik sesuai dengan segmennya. Radio dengan target dewasa cenderung memilih musik dengan format easy listening. Tidak harus selalu oldies, tapi memang ada beat tertentu yang dihindari karena terlalu berisikbuat pendengarnya.
Apapun jenis musik yang diusung, lagi-lagi, siapa pendengar dan bagaimana karakteristik, lifestyle, mau pun unsur psikografisnya mesti benar-benar dikenali sehingga radio tidak keliru menempatkan musik.
-        Special Effect
Special effect adalah bebunyian yang digunakan untuk membangkitkan mood, suasana, atau efek-efek teatrikal tertentu. Fungsinya mengilustrasikan atau mendramatisasi pesan yang disampaikan. Terdapat ribuan koleksi efek suara yang bisa diperoleh. Namun, efek suara jarang sekali digunakan dalam ruang siaran ketika penyiar tengah on air, terkecuali pada acara-acara khusus. Walau mengasyikkan, penggunaan special effect bagaimana pun adalah sesuatu yang artifisial. Jika dipakai untuk karya jurnalistik, maka dianggap melanggar kaidah-kaidah objektivitas.
Orang-Orang Radio
1.       Produksi
Tugas kru produksi adalah menghasilkan program untuk diudarakan. Kru produksi terdiri atas sound engineer (mengurusi masalah suara, memilih latar musik terbaik, mengombinasikan bebunyian, dll), copywriter (penulis naskah), producer (produser), announcer (penyiar), dan reporter (pada radio yang memiliki program jurnalisme radio); pendek kata semua pihak yang terlibat dalam produksi program di studio mau pun diluar studio.
2.       Marketing
Tugas kru marketing adalah ‘menjual’ atau ‘memasarkan’ program kepada pihak lain (dengan imbalan berupa airtime untuk memasang iklan, kesempatan untuk branding, dll)
3.       Teknis
Bagian teknis bertugas mendukung aspek teknis dalam memproduksi program, maupun dalam mengoperasionalkan radio.
Lembaga dan Regulasi Penyiaran di Indonesia
Sebagai lembaga yang bergerak dalam level publik, radio tidak lain merupakan wujud dari penyelenggaraan jasa penyiaran. Undang-Undang Penyiaran No. 32/2002 yang berlaku di Indnesia memerinci jenis-jenis lembaga penyiaran, sebagai berikut :
1.       Lembaga penyiaran publik, yaitu lembaga penyiaran berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan tugasnya adalah memberi pelayanan publik yang terkait dengan penyiaran. (pasal 14). Contohnya RRI dan TVRI.
2.       Lembaga Penyiaran Swasta, yaitu lembaga penyiaran berbentuk badan hukum bersifat komersial, tujuannya adalah menyelenggarakan jasa penyiaran (pasal 16), atau dengan kata lain mengeksploitasi peluang ekonomi lembaga penyiaran.
3.       Lembaga penyiaran komunitas,yaitu lembaga penyiaran berbentuk badan hukum yang didirikan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, tidak komersial, dengan daya pancar rendah, jangkauan wilayahnya kecil, dan tujuannya terutama untuk melayani kepentingan komunitas (pasal 21). Contohnya radio komunitas berbasis kampus, radio komunitas petani.
4.       Lembaga penyiaran berlangganan, yaitu lembaga penyiaran berbentuk badan hukum yang menyelenggarakan jasa penyiaran berlangganan. Ada yang melalui satelit, kabel, dan jaringan terestial. Contohnya TV-TV kabel yang beroperasi (secara komersial) di Indonesia.Undang-Undang Penyiaran tidak hanya mengatur masalah perizinan, tetapi juga mengatur pendirian lembaga yang difungsikan untuk mengawasi masalah penyiaran, meregulasi organisasi lembaga penyiaran mulai dari sumberdaya hingga pemodalan, serta program-program siaran.
 sumber : jurnalisme radio.

2 komentar:

Senang jika anda mau meninggalkan jejak di postingan ini..:)

Copyright © 2014 Jurnal Asri