Tumblr Termahal yang Pernah Saya Beli
Minggu ini menjadi minggu yang tak terlupakan dalam hidup saya. Sulit dilupakan sepertinya.
Pertama, setelah akhirnya saya mendapatkan hasil dari jerih payah saya dalam mencari nafkah, (hehe..bahasa gue). Dari hasil yang saya dapat itu, saya membuat rekening baru dengan pertimbangan rekening saya itu akan saya gunakan untuk tabungan saya tanpa saya ambil uangnya, membeli beberapa baju, mengisi pulsa saya, dan membeli tempat minum baru dengan harga yang cukup mahal untuk sebuah tempat minum (sebut saja tumblr).
Hari mengenaskan itu hari Rabu. dini hari saya mengerjakan tugas sosiologi media, saya membuat tulisan tentang refleksi terhadap wajah sinetron Indonesia. (bisa dilihat disini sinetron Indonesia) jam dua malam saya selsai mengerjakan tugasnya, dan kemudian saya mengemailkan tugas saya itu ke dosen saya. Done! tumben, malam itu saya malas mem-print tugas saya itu, kebetulan printer saya juga lagi eror, sampai-sampai harus ditampar-tampar dulu supaya mau print. Malas berurusan dengan printer, saya memutuskan untuk tidur.
Esok hari, jam 12.45 seperti biasa saya dan 7 teman yang lain belajar Sosiologi media, dengan dosen yang excelent menurut saya, tapi dosen yang satu ini agak sulit ditebak. terkadang moodian, dan saya agak segan jika harus berurusan dengan beliau. Pernah suatu hari saya kena marah beliau, karena masalah miskomunikasi. Maklum,budaya di kampusnya, dengan budaya di kampus dimana saya belajar agak berbeda. di kampus, saya merasakan hubungan yang egaliter antara dosen dan mahasiswanya, jadi dosen tidak berhak marah jika ternyata ia yang salah, intinya lebih sportif. sedangkan dimana kampus dosen saya itu mengajar, posisi mahasiswa dengan mahasiswa tidak egaliter (sepertinya). pokoknya mahasiswa manut.
Kembali ke cerita saya, ternyata teman-teman mengumpulkan tugas refleksi medianya dengan mengeprint tugas mereka, dan mengumpulkannya di akhir pertemuan. Saya bilang ke dosennya, "bu saya sudah email tugas saya, tadi jam dua malam..." tapi dosen saya itu tidak tampak mengindahkan perhatiannya, bahasa tubuhnya membuat saya pada akhirnya mengeprint tugas saya itu.
Dari sini bencana dimulai. Karena tidak membawa netbook, karena cukup memberatkan tas saya, saya meminjam netbook teman saya. nama netbooknya si Unyil, sepertinya lepi kesayangan teman saya. karena si dosen buru-buru hendak pergi, maklumlah orang sibuk, saya segera pergi ke tempat print, si Unyil saya masukkan ke tas saya bersamaan dengan tumblr saya.
Tiba di tempat print, ada gemerecik air terdengar. rupanya air dalam tumblr saya tumpah, benar saja air sudah menggenangi tas saya. Binder, tempat pulpen, buku, dan si Unyil saya keluarkan semuanya. BASAH!! Saya hanya sempat mengelap seadanya si Unyil dengan tissue, karena dosen sibuk saya sedang buru-buru. khawatir tugas saya malah tidak terkumpul. Done! tugas terkumpul, kemudian saya berjalan ke arah lanmer (lantai merah) dimana ada teman-teman berkumpul., si Unyil sedang di lap-lap oleh teman saya.
ternyata si Unyil tak bisa hidup. pingsan, maklum.
selang beberapa hari, saya terbangun dengan miscall teman saya. saya tak sempat mengangkatnya, memang malas juga ngobrol langsung. ternyata reparasi si Unyil membutuhkan biaya 1 jt. dan teman saya itu yang biasanya menggunakan sapaan teteh, sudah menggunakan bahasa lo-gue. semakin bertambah rasa bersalah saya. tapi tenang, saya berniat bertanggung jawab kok. walaupun pada akhinya saya menangis sesenggukan (tangis tertragis sampai saat ini) di kamar, dan tangis saya itu membuat teman saya bingung.
"Ci Kenapa?" tanya Aniq.
"Gue Bingung..."
dan dari situ saya mulai tidak tenang. karena memikirkan dari mana saya dapatkan uang itu.
Akhirnya, pada akhirnya saya cerita juga ke orang tua saya. Padahal, ganti rugi yang diminta sebelumnya, saya tidak berniat menceritakan pada ortu saya karena saya pikir saya masih bisa menghandlenya.
Kemudian, Bapak menelpon.
"Neng, mamah mau ngomong nih...dimarahin lho..." entah bercanda atau bagaimana bapak saya itu.
mulai terdengar suara mamah saya itu, "Kok bisa kejadian kayak gitu??" dengan nada yang naik, mulai menanjak, saya pikir saya akan dimarahi disitu. dan saya pikir, jawaban yang akan keluar dari mulut mamah adalah "cari saja sendiri uangnya.." membayangkan itu, saya sesenggukan lagi nangis.
"Ya siapa yang mau kejadian seperti ini.." akhirnya aku bisa bicara juga, setelah cukup lama speechless. Bayangan saya jadi teriangat kembali ke dosen saya itu, tiba-tiba ada rasa mangkel, kesel, karena berawal dari situ kejadiannya.
"Udah..udah...ga usah nangis.."
"Bapakmu mungkin ada uang segitu, tapi ya bukan uang bapakmu, tapi bisa dipakai dulu.."
Alhamdulillah, kalimat dari mamah saya akhirnya bisa sedikit menenangkan.
tapi, beberapa hari kemudian, saya malah terbayang, gimana kalau liburan 3 bulan ini saya tidak bisa pergi kursus bahasa Inggris di Pare, karena saya harus membayar uang pinjaman itu. Ah...tidaakkk!! ini rencana yang sudah lama diidam-idamkan. Kapan lagi saya bisa pergi kesana kalau bukan ketika libur.
Saya memang terlalu pemikir dan sulit membuat let it go hidup saya. Bagaimana mau let it go, kalau nilai yang harus saya bayar sebesar dengan penantian saya selama satu semester, atau setara dengan effort yang saya keluarkan saat magang di lembaga survey. Dimana saya harus berpanas-panas, melakukan perjalanan yang melelahkan dan mencari alamat.
Ada kekhawatiran-kekhawatiran kecil target saya tidak bisa tercapai karena masalah ini. Beberapa hari pasca kejadian, include hari ini dimana saya membuat tulisan ini, saya malah tidak bersemangat mengerjakan tugas-tugas saya. Saya jadi lebih banyak mencari ekskavisme (pelarian) dengan tidur, dengan menonton opera sabun kesayangan saya, dengan makan sesuka saya (tidak lagi berhemat), dan ekskavisme dengan shalat tentunnya.
Maaf Ya Allah, saya belum bisa menerima ini dengan sabar, seideal dengan theori sabar bagaimana ketika menghadapi sebuah cobaan. Semoga, saya bisa cepat-cepat bangkit, kembali bersemangat menjalani semuanya, karena tanpa semangat sama saja seperti jasad tanpa ruh. Aku ingin kembali hidup lagi!!
Dan semoga, rencana saya belajar bahasa Inggris ke Pare, bisa tercapai. Dan semoga, saya menjadi tidak menyesal pernah membeli tumblr termahal sepanjang hidup, seharga sepertiga netbook teman saya itu.
struggle! :)
BalasHapusIya Rona, makasih..sekarang sudah insya allah ridha dengan semuanya...:)
BalasHapusrasanya sama pas aku kehlangan acer 4741ku. . . Hmm. .
BalasHapushmmm, kehilangan itu mengingatkan, *mungkin.
Hapusdan sampai skrg kadang aku tidak pernah ikhlas. . Susah melepas sesuatu yang sudah dicintai.
Hapusperlu waktu itu bang, semangat! :D
Hapus