Selasa, 06 Desember 2011

Tahun-Tahun Mandiri

Punya Impian setinggi langit? Siapa takut?
Wong punya impian itu gratis kok!!


Ngomong-ngomong soal mimpi, ada kemiripan kata antara pemimpi dan pemimpin. Kosakatanya begitu mirip, hanya berbeda satu huruf saja. Ah, memang begitu adanya kosakata bahasa kita. Tapi, maknanya sangat jauh berbeda, pemimpi itu berarti orang yang hanya dipenuhi angan-angan di dalam dirinya, tanpa pernah berusaha untuk merealisasikannya. Sedangkan pemimpin (leader) seseorang yang punya visi misi ke depan.

Saya bukan seorang pemimpi, tetapi pemimpin at least bagi diri saya sendiri. Momen pergantian tahun tentunya menjadi saat-saat untuk menyapa diri, mengoreksi apa yang sudah saya lakukan tahun ini, dan apa yang akan dilakukan di tahun depan?
Hmm..tentunya dengan semangat optimisme membara, saya telah membuat beberapa target sebagai acuan apa yang akan dilakukan. Acuan ini cukup memandu apa yang akan dilakukan, tetapi cukup fleksibel jika terjadi hal-hal yang tak terduga.

Nun jauh di kampung sana, orang tua saya mempunyai sebuah warung kecil-kecilan di pinggir jalan yang setiap harinya beroperasi. Diakui atau tidak, melalui warung inilah dapur orangtua saya bisa mengepul, dan adik saya bisa sekolah dan jajan dengan sepuasnya. Banyak pelanggan yang datang, seringkali mereka memuji lezatnya makanan yang disajikan, tetapi mereka mengeluh tentang kurang nyamannya lokasi warung tersebut.

Saya berencana untuk memberi sentuhan kreatif dan ide-ide liar saya untuk me-rebranding warung tersebut. Saya akan mengubah tampilan warung orangtua saya yang begitu sederhana, menjadi sebuah kafe berwarna orange dengan desain bangunan unik. Di depannya ada banyak kursi-kursi melingkar dengan payung besar dibagian tengahnya, persis seperti konsep restoran outdoor. Bagian dalam warung pun saya sulap seperti meja bar, padahal makanan yang dijual bakso, mi ayam, martabak, es campur, es teh, dkk. Konsep resto/cafe tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas free wifi, dan ada perpustakaan yang berisi buku yang cukup banyak. Sehingga anak-anak dan masyarakat sekitar mulai terpancing hasrat membacanya. Warung tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi yang lapar dan ingin mengisi perutnya, tetapi menjadi area yang bisa memenuhi mereka-mereka yang lapar pengetahuan dan informasi.

Kedua, saya ingin memulai bisnis saya. Saat ini saya masih semester 3, dan tentunya masih banyak waktu untuk berlatih menjadi seorang wirausahawan muda sebelum lulus kuliah. Indonesia perlu entreupreuneur- entreupreuneur muda at least memenuhi angka 2% lho!!

Terus, mau bisnis apa?

Saya suka dengan barang-barang kerajinan tangan yang biasanya diperjualbelikan di daerah-daerah wisata. Saya ingin membuat sebuah online-shop untuk mereseller barang-barang kerajinan tangan ini di dunia maya. Sempat terlintas juga untuk menggaet teman-teman dari prodi desain untuk membuat sebuah produk unik yang bernilai estetis dan bisa diperjualbelikan. Bisnis plan ini insyaallah dijalankan pada quartal pertama tahun 2012, dan setahap demi setahap, keuntungannya saya tabung, untuk kemudian merealisasikan rencana pertama saya yang akan dijalankan pada quartal kedua tahun 2012.

Ketiga, saya ingin mengasah bakat minat saya di dunia menulis, dengan bergabung dengan sebuah komunitas menulis. Pelatihan yang dimulai januari 2012 ini, semoga bisa melatih saya bagaimana menulis dengan baik, menarik, dan punya idealisme. Bagaimanapun, practice make perfect, jadi saya ingin menempa diri saya, dan belajar memantaskan diri menjadi penulis.

Kenapa sih memilih jalan jadi penulis?
Menulis, tidak jauh berbeda dengan para orator-orator yang menyampaikan orasinya, hanya saja dilakukan dengan media yang berbeda. Alasan sederhananya sih, dengan menulis, itu mewajibkan saya membaca, dan dengan membaca secara langsung ataupun tidak telah meng-upgrade kualitas diri.

Hmm...tiga target dalam satu tahun sekaligus, terasa begitu gendut. Apalagi ditambah dengan target-target kecil yang menyertai. Tapi, jangan kalah sebelum perang..just do it aja deh..
Sebuah visi itu, tak ubahnya seperti sebuah harapan, dan harapan itu adalah doa. Saya yakin, Tuhan mendengar harapan-harapan kita semua, asalkan kita mau menjemputnya.
Our dream will come true. Believe it.






Lomba  Annida Online: Mimpi Sejuta Dollar

0 comments:

Posting Komentar

Senang jika anda mau meninggalkan jejak di postingan ini..:)

Copyright © 2014 Jurnal Asri